Saturday, 25 August 2018

Perilaku yang Sesuai dengan Nilai-nilai Pancasila

Sebagai manusia yang hidup di masyarakat kita tidak bisa lepas dengan kehidupan didalamnya bergaul dengan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kegiatan sehari-hari kita tidak dapat melaksanakan kegiatan sendiri. Melainkan melaksanakan juga dengan orang lain. Tidak lepas dari hubungan antara manusia dengan diri sendiri, dengan sesama makhluk hidup dengan lingkungan alam dan dengan Tuhan.
Kegiatan yang berhubungan dengan diri sendiri, misalnya makan yang teratur, istirahat cukup, olahraga teratur, menjaga kebersihan dan kesehatan, bagi pelajar belajar dengan sungguh-sungguh. Kegiatan yang berhubungan dengan orang lain misalnya:


1. Menjenguk orang sakit
Hidup sehat sangat diharapkan setiap orang, tetapi ada kalanya seseorang jatuh sakit. Sebagai tetangga tidak ada salahnya apabila kita menengok tetangga kita yang sakit. Dengan menjenguknya membuat si sakit merasa diperhatikan, bukan oleh-oleh yang kita bawa yang buat si sakit senang, namun doa untuk kesembuhannya yang kita harapkan.

2. Membantu orang kesusahan
Tidak seorangpun yang ingin hidupnya susah, tetapi apa daya bila Tuhan
menghendakinya. Terkadang musibah terjadi tak direncanakan. Orang pun kehilangan harta benda bahkan sanak saudaranya. Sebagai sesama manusia kita harus tahu betapa menderitanya orang yang kena musibah. Bila kita mempunyai sedikit harta kita sumbangkan kepada mereka yang terkena musibah untuk meringankan beban mereka.

3. Membantu fakir miskin
Semua orang ingin hidup yang layak dan berkecukupan, tetapi terkadang tidak semua orang bisa mewujudkannya. Bersyukurlah bila sampai sekarang kita masih bisa hidup dengan layak, tetapi kita harus ingat masih ada sebagian masyarakat yang menderita hidupnya. Kita membantu fakir miskin itu agar tidak terlalu susah hidupnya. Itu perbuatan yang terpuji.

4. Menghadiri undangan
Menghadiri undangan seseorang/teman yang mengundang kita, membuat hati teman senang. Misalnya pada undangan pernikahan, undangan ulang tahun atau hajatan lainnya. Kita sudah turut mendoakannya.

5. Membantu korban bencana alam
Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, gunung meletus, tanah longsor. Selalu menyebabkan permasalahan sosial, apalagi bencana tersebut hebat sekali seperti tsunami di Aceh, lumpur lapindo, gunung berapi yang meletus atau gempa di Yogyakarta, yang banyak memakan korban, baik harta atau jiwa.
Bencana alam adalah hal yang tidak dapat diduga dan tidak diundang manusia tidak mengetahui sebelumnya. Kita hanya bisa berusaha mencegah bencana itu dengan jalan antara lain menjauhi daerah banjir, tidak membuat bangunan yang mudah roboh di daerah yang sering terkena gempa. Sesuai dengan naluri kita sebagai bangsa yang berpancasila, membantu korban bencana alam adalah panggilan dan perbuatan yang terpuji bahkan menjadi kewajiban kita semua. Keikutsertaan dalam pemberian bantuan bencana alam, dapat dilaksanakan secara langsung, dengan jalan segera bertindak untuk ikut menolong korban bencana alam. Seperti mengangkat korban, ikut mencari obat-obatan, menyediakan bantuan pangan, dan mengamankan daerah bencana terutama jika yang terkena bencana dekat dengan tempat tinggal kita. Wujud bantuannya tergantung pada keadaaan bencana, bencana banjir yang menyebabkan penduduk harus mengungsi ketempat lain, bantuan pangan dan obat-obatan lebih penting daripada bantuan lainnya.
Bantuan bencana secara tidak langsung dapat kita berikan jika tempat bencana itu jauh dari tempat tinggal kita atau jika kita tidak mampu membantu secara langsung, bantuan secara tidak langsung ini dapat berupa sumbangan sembako, seperti beras, mie instan, obat-obatan, pakaian bekas, uang, dan lain sebagainya. Yang terpenting adalah bantuan tersebut cepat sampai kepada si penerima bantuan, jangan sampai ditunda-tunda hingga mereka lebih menderita. Jika ada panitia yang mengkoordinir bantuan sebaiknya diserahkan kepada panitia.

6. Rapat menghadiri pertemuan
Musyawarah di dalam suatu pertemuan untuk membahas hal tertentu sering terjadi baik di tingkat RT, kelurahan dan tingkat yang lebih tinggi. Perbedaan pendapat pun sering didengar dalam rapat. Semua itu hal yang wajar, mereka pun mengeluarkan pendapatnya dengan caranya masing- masing. Tidak ada pendapat yang ditolak atau saran yang ditentang dalam bermusyawarah, semua saran pun ditampung, itu dilakukan untuk menghargai pendapat para warga. Agar pendapat yang dikeluarkan tidak sia-sia dan tidak menyulitkan orang lain. Maka perlu memahami dan menghormati tata cara mengeluarkan pendapat agar tercipta keserasian hidup bermasyarakat. Cara penyampaian pendapat ada yang secara langsung dan ada yang secara tidak langsung.
Jika senang menyatakan sendiri pendapatnya kepada pihak lain itu disebut pendapat secara langsung, tetapi apabila ada seseorang atau sekelompok orang mempercayakan pendapatnya kepada orang lain untuk disampaikan, cara seperti itu disebut cara tidak langsung atau cara perwakilan. Sedangkan yang dikehendaki dalam tata cara mengeluarkan pendapat antara lain sebagai berikut.
a. Agar sesuatu yang disampaikan secara wajar dan disertai keterbukaan.
b. Suatu pendapat disalurkan melalui jalan yang wajar.
c. Pendapat pribadi tidak boleh dipaksakan.
d. Bersikap hormat terhadap orang lain karena orang lain juga mempunyai hak yang sama untuk menyatakan pendapat.
e. Suatu pendapat disampaikan secara hormat dan tidak menyinggung harga diri orang lain.
Tata cara berpendapat yang baik tidak hanya perlu diketahui, tetapi juga harus dihayati oleh pribadi yang hidup bermasyarakat.

7. Menghargai pendapat orang lain
Pendapat satu orang dengan orang lainnya belum tentu sama. Berbagai pendapat yang menjurus kepada kepentingan umum perlu dikembangkan. Gagasan/pendapat orang lain terkadang lebih baik daripada pendapat kita sendiri. Apabila pendapat orang lain lebih baik, tidak ada salahnya apabila kita menghargainya dan menyambutnya dengan baik. Adanya pendapat yang berbeda-beda itu adalah wajar, karena masing-masing orang/masyarakat mempunyai kepentingan yang berbeda pula. Hendaknya kita tidak menonjolkan hal-hal yang berbeda. Tetapi alangkah lebih baiknya apabila kita memadukan hal-hal yang sama, yang menyangkut kepentingan banyak. Keputusan yang diambil dengan jalan musyawarah untuk mencapai mufakat diharapkan dipahami peserta, semua pihak pun diharapkan bersifat terbuka dan bersatu. Karena keterbukaan akan menimbulkan rasa saling percaya. Kesatupaduan pun akan terbina. Dan yang tak kalah pentingnya adalah bahwa segala sesuatu yang telah disepakati bersama hendaknya ditaati, dihormati dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

8. Gotong royong
Gotong royong ini sering kita jumpai di daerah pedesaan. Misalnya gotong royong mendirikan rumah, memperbaiki saluran air atau membersihkan lingkungan. Semua itu dilakukan dengan maksud agar pekerjaan selesai dengan cepat. Mereka bekerja bersama-sama ringan sama dijinjing berat sama dipikul. Masyarakat pedesaan yang masih kental dengan suasana kekeluargaan senantiasa bekerja secara sukarela. Dalam mendirikan rumah ada yang mengangkat kayu, gunting atau memasah kayu. Semua itu tidak diberi upah hanya niat membantu sesama warga yang memiliki kerja.
Saling bantu membantu dalam kehidupan sehari-hari sudah terbiasa bagi masyarakat Indonesia. Hal itu menunjukan adanya hidup gotong royong, saling membantu, saling tolong menolong dengan penuh tenggang rasa.
Rasa kemanusiaan sebagai makhluk Tuhan. Kita mempunyai derajat dan martabat yang sama. Setiap kesusahan yang menimpa tetangga kita dapat juga menimpa kita, sifat gotong royong adalah perbuatan yang terpuji, kita wajib memeliharanya.

Penulis : Dwi Ananta D.

No comments:

Post a Comment

Blog saya yang lain