Friday 7 October 2016

Perkembangan ekonomi pada masa reformasi

No – Periode Kepemimpinan – Kondisi Ekonomi – Kebijakan Mengatasi Krisis ekonomi


1. Presiden B.J. Habibie
a. Kondisi ekonomi pada saat itu masih terpengaruh krisis moneter dengan kurs rupiah yang tinggi dan inflasi yang tinggi pula.
b. Pemerintah saat itu berusaha mengatasi krisis dengan melakukan kebijakan :
- Memberikan status independen kepada Bank Indonesia
- Berkerjasama dengan IMF untuk pemulihan krisis ekonomi
- Meningkatan nilai rupiah sampai kurs Rp. 6.500,- per 1 US$
- Menutup bank-bank yang bermasalah
- Membuat sebuah lembaga yang bertugas memantau dan menyelesaikan utang luar negeri.

2. Presiden K.H. Abdurahman Wahid
a. Kondisi ekonomi sudah mulai membaik, tetapi masih belum stabil.
b. Kebijakan ekonomi pemmerintah saat itu adalah :
- Membentuk Dewan Ekonomi Nasional untuk mengatasi krisis ekonomi.

3. Presiden Megawati Soekarnoputri
a. Keadaan ekonomi saat itu stabil dengan kurs rupiah yang juga stabil
b. Pememrintah melakukan kebijakan ekonomi berupa :
- Pengajuan untuk menunda pembayaran hutan senilai US$ 5.800.000.000
- Melakukan pembayaran hutang luar negeri senilai Rp. 116.300.000.000.000
- Melakukan Privatisasi BUMN

4. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
a. Perekonomian saat itu sudah mulai membaik dengan angka pertumbuhan ekonomi rata-rata 5% per tahun.
b. Kebijakan ekonomi yang dilakukan :
- Pengurangan subsidi BBM
- Pemberian BLT
- Mengurangi hutang  luar negeri dan melunasi hutang IMF senilai US$ 3.100.000.000

Monday 3 October 2016

Perkembangan ekonomi Indonesia pada masa Demokrasi Liberal dan Terpimpin

No – Permasalahan – Upaya Mengatasi Masalah

1. Setelah KMB terjadi masalah beban ekonomi dan keuangan. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah RIS melakukan peminjaman kepada Exim Bank of Washington sebesar US$ 100.000.000 yang digunakan untuk membangun sarana-prasarana ekonomi, misalnya : Jembatan, jalan, pelabuhan dan lain-lain. Sehingga diharapkan saat itu terjadi perbaikan beban ekonomi negara.

2. Indonesia saat itu mengalami defisit keuangan negara yang cukup besar mencapai Rp. 5.100.000.000, Upaya Mengatasi Masalah tersebut pemerintah melakukan program pinjaman wajib sebanyak Rp. 1.600.000.000 dan juga mendapatkan pinjaman dari Uni  Indonesia - Belanda mencapai Rp. 200.000.000, bantuan-bantuan itu sangat membantu pemerintah dalam memperkecil defisit negara.
Selain itu juga dilakukan kebijakan Gunting Syafrudin yaitu sanering yang berupa pemotongan nilai uang di dalam negeri menjadi saparuh dari nilai semula untuk uang yang bernilai Rp. 2,50 ke atas. Hal in dilakukan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar sehingga bisa mengurangi defisit keuangan negara.

3. Usaha mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional yang tersendat. Untuk mengatasi hal ini pemerintah melakukan beberapa program :
a. Gerakan Banteng, prgram ini untuk menumbuhkan pengusaha dari kalangan pribumi dengan memberikan modal berupa kredit dan pembinaan manajemen.

b. Program ekonomi Ali-Baba yang dikeluarkan oleh kebinet Ali Sastroamidjojo yang pertama, program ini bertujuan agar pengusaha non-pribumi memberikan pembinaan dan pengalamannya dalam melakukan wirausaha, sehingga diharpkan jumlah pengusaha pribumi semakin berkembang.

Blog saya yang lain