Tuesday 20 November 2018

Kesultanan Demak


Pada Awal Abad Ke-16 Kerajaan Besar Majapahit yang rakyatnya memeluk agama Hindu berada di ujung kemunduran. Raden Patah sebagai adipati (bupati) Islam di Demak secara terang-terangan memutuskan ikatan dengan Majapahit. Ia mendapat bantuan dari daerah-daerah lain yang sudah lebih dulu memeluk Islam (seperti Jepara, Tuban, dan Gresik).
Raden Patah adalah anak Brawijaya (raja Majapahit) dari seorang ibu keturunan Cina yang beragama Islam. Ia kemudian mendirikan kerajaan Islam di pantai utara Jawa, dengan Demak sebagai ibu kota. Sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa, Kerajaan Demak menjadi pusat penyiaran agama Islam di pulau itu. Perekonomian utama kerajaan ini adalah perdagangan, khususnya perdagangan antar pulau. Karena itu, Kerajaan Demak merupakan sebuah kerajaan maritim.

Kerajaan Demak secara berturut-turut diperintah oleh Raden Patah, Pati Unus atau Pati Yunus (anak Raden Patah), dan Sultan Trenggono (saudara Pati Unus). Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Trenggono. Pada masa pemerintahannya Demak diproklamasikan menjadi kesultanan. Masjid Agung Demak kemudian dibangun sebagai lambang kekuasaan Islam. Di masjid ini Wali Songo sering bertukar pikiran mengenai masalah agama.
Pada masa kejayaannya. Pengaruh Kesultanan Demak meliputi hampir seluruh Jawa. beberapa wilayah Kalimantan (seperti Kotawaringin dan Banjar), serta Selat Malaka.

1500 Raden Fatah mendirikan Kerajaan Demak.
1518 Pati Unus atau Pati Yunus menggantikan ayahnya yang wafat.
1524 Sultan Trenggono diangkat sebagai raja ketiga. Setelah Demak menjadi kesultanan. ia bergelar Sultan Ahmad Abdul Arifin.
1546 Sultan Trenggono wafat. Sejak itu terjadi perebutan kekuasaan di kalangan keluarga istana.
1550 Joko Tingkir mengangkat dirinya sebagai sultan Demak dengan dukungan raja-raja daerah pesisir. la kemudian memindahkan pusat kekuasaannya ke Pajang

Masjid Agung Demak
Masjid tertua di Indonesia adalah Masjid Agung Demak. yang terletak di alun-alun kota Demak. Masjid ini didirikan oleh wali Songo tahun 1477 (sumber lain menyebutkan tahun 1479) dan dianggap keramat. Arsitektur masjid ini bersifat Jawa. Atapnya bersusun tiga, yaitu bentuk atap masjid khas Indonesia, melambangkan Islam, iman, dan ihsan. Atap tengahnya ditopang empat tiang kayu raksasa (saka guru). Pintu masjid yang berjumlah lima melambangkan rukun Islam, sedangkan jendelanya yang berjumlah enam melambangkan rukun iman. Atap susun tiga yang melambangkan Islam, iman. dan ihsan. Tradisi keagamaan masih dilakukan sampai saat ini, seperti : Grebeg Demak.
Saka Guru
Atap tengah Masjid Demak ditopang empat tiang kayu raksasa (saka guru). Saka guru itu dibuat oleh Wali Songo. Saka di sebelah tenggara dibuat oleh Sunan Ampel. Di sebelah barat daya oleh Sunan Gunung Jati. di sebelah barat laut oleh Sunan Bonang, dan di sebelah timur laut oleh Sunan Kalijaga. Saka terakhir disusun dari beberapa potong balok yang diikat menjadi satu (saka tatal). Tiga saka lainnya masing-masing terbuat dari sebuah kayu utuh.
Grebeg Demak
Grebeg Demak atau Besaran adalah upacara pencucian baju Ontokusumo yang dilakukan setiap Hari Raya Idul Adha (Hari Raya Haji) atau bulan Besar (tahun Jawa). Menurut riwayat. baju itu adalah anugerah Nabi Muhammad SAW yang dikirim secara ghaib ke atas mimbar Masjid Agung Demak. Itu terjadi setelah para wali melakukan sholat subuh sebagai tanda syukur atas selesainya masjid tersebut.
Joko Tingkir
Setelah masa pemerintahan Sultan Trenggono, keturunan keluarga kesultanan saling berebut kekuasaan. Dalam perebutan itu sering terjadi pertempuran. Pada akhirnya. Joko Tingkir (menantu Sultan Trenggono) berhasil memenangkan pertempuran ilu. Dengan dukungan raja-raja dari daerah pesisir, ia mengangkat dirinya raja, kemudian ia memindahkan pusat kerajaan ke Pajang.

No comments:

Post a Comment

Blog saya yang lain