Thursday, 15 November 2018
Kerajaan Kutai
Kerajaan kutai atau
Kerajaan Kutai Martapura merupakan kerajaan pertama di Indonesia. Kerajaan ini
dibangun pada abad ke-4 di tepi Muara Kamam, pedalaman aliran Sungai Mahakam,
Kalimantan Timur. Keberadaannya diketahui berdasarkan penemuan tujuh prasasti
(piagam) berbentuk yupa. Dari prasasti tersebut diperoleh beberapa informasi
penting. Raja pertama yang memerintah Kerajaan Kutai adalah Kudungga. Ia
mempunyai seorang putra bernama Aswawarman. Ketika Aswawarman naik takhta,
pengaruh budaya Hindu masuk ke Kerajaan Kutai. Sejak itu raja dan rakyat Kutai
memeluk agama Hindu. Raja Aswawarman mempunyai tiga orang putra. Salah seorang
di antaranya bernama Mulawarman. Tidak banyak data sejarah tentang perkembangan
Kerajaan Kutai. Menurut Silsilah Raja-Raja Kutai, kerajaan ini runtuh pada abad
ke-17 pada masa pemerintahan Maharaja Darma Setia. Kerajaan ini runtuh karena
kalah perang melawan Kerajaan Kutai Kertanegara. Penyebab utama lainnya adalah
adanya perebutan kekuasaan di kalangan keluarga kerajaan setelah perkawinan seorang
putri raja Kutai dengan raja Kutai Kertanegara.
Agama Syiwa
Pada sebuah prasasti
yupa disebutkan adanya suatu tempat suci bernama Vaprakecvara. Kata
"vaprac" berhubungan dengan Syiwa, satu dari tiga dewa dalam agama
Hindu. Maka ada perkiraan bahwa masyarakat kerajaan Kutai memeluk agama Syiwa.
Hal ini diperkuat antara lain dengan adanva pengaruh Dinasti Palawa (India
Selatan) yang beragaina Syiwa dan pentingnya peranan kaum brahmana di Kutai.
Dalam agama Syiwa, kaum brahmana mempunyai pengaruh besar.
Mulawarman
Raja yang paling
terkenal dari Kutai adalah Mulawarman. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan
Kutai kaya dan makmur. Kerajaan ini berkembang menjadi pusat perdagangan dan
penyebaran agama Hindu. Mulawarman adalah seorang raja yang berbudi mulia dan
murah hati. la pernah menghadiahkan 20.000 ekor sapi untuk upacara sedekah yang
dilakukan oleh para brahmana. Untuk mengenang kemurahan hatinya, para pendeta
Hindu mendirikan sebuah tugu peringatan berbentuk yupa.
Prasasti Yupa
Salah satu bukti
keberadaan Kerajaan Kutai adalah prasasti yupa. Prasasti ini dipahat di alas
tiang batu pengikat kurban persembahan yang disebut yupa. Prasasti yupa
menggunakan bahasa Sanskerta dalam bentuk syair. Adapun huruf yang dipakai
adalah huruf Pallawa. Huruf ini diciptakan oleh Dinasti Pallawa di India
Selatan.
Kutai
Nama Kerajaan Kutai
diambil dari nama sebuah tempat di tepi Sungai Mahakam, yaitu daerah Kutai.
Kerajaan Kutai sengaja didirikan di sana untuk memudahkan lalu lintas
perdagangan mereka dengan Cina dan India, yaitu melalui Selat Makasar ke utara
(Filipina), kemudian berbelok ke Cina. Kini bekas wilayah Kerajaan Kutai
termasuk dalam Kabupaten Kutai, dengan ibukotanya Tenggarong. Orang Kutai hidup
berdampingan dengan suku-suku bangsa lain, seperti Daya, Bugis, Banjar, dan
jawa. Mereka umumnya bekerja sebagai petani pada lahan yang masih cukup luas.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment