Tuesday, 2 February 2016

Proses Pelapukan

Peristiwa hancurnya batu-batuan disebut pelapukan. Pelapukan menurut proses terjadinya dibedakan menjadi 3 antara lain sebagai berikut.
a. Pelapukan mekanik,

yaitu pelapukan batuan yang terjadi karena gerakan air, angin, dan letusan gunung berapi. Gerakan air hujan dan air sungai akan menghanyutkan pecahan-pecahan batuan dan menyebabkan saling berbenturan. Pecahan-pecahan batuan tersebut berubah menjadi batuan kecil- kecil dan akhirnya menjadi tanah. Gelombang air laut dan angin juga dapat membentur tebing yang menyebabkan hancurnya batuan sehingga lama- kelamaan dapat menjadi tanah.
b. Pelapukan fisik,
yaitu pelapukan batuan yang terjadi karena perubahan suhu. Perubahan suhu udara menyebabkan keretakan ketika batuan mengembang dan mengempis. Ketika daerah suhunya menjadi sangat dingin kemudian diikuti oleh hujan, air hujan akan meresap ke dalam celah dan di antara batuan. Akibatnya, batuan tersebut akan pecah dan lama- kelamaan berubah menjadi butiran-butiran halus.       
c. Pelapukan biologi,
yaitu pelapukan yang disebabkan oleh kegiatan makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan.
• Akar tumbuhan masuk ke dalam tanah melalui retakan-retakan batuan dan mengambil unsur-unsur yang terdapat di dalamnya untuk proses metabolisme. Retakan batuan akan melebar dan saling terpisah seiring dengan bertambah dan menebalnya akar tumbuhan. Demikian juga lumut yang memiliki akar jamur dapat masuk ke dalam batu yang keras sekalipun. Lumut disebut tumbuhan perintis, karena lumut merupakan salah satu jenis tumbuhan yang dapat hidup pada batu dan membantu proses pelapukan.       

• Hewan seperti kelinci, musang, dan makhluk yang lebih kecil seperti kumbang atau tupai dapat membuat lubang di daerah batuan yang lapuk. Batuan bereaksi dengan kelembapan udara yang dapat mempercepat pelapukan. Batuan lapuk ini disebut saprolit.




         

No comments:

Post a Comment

Blog saya yang lain