Thursday 3 March 2016

Sejarah Pertanian Berkelanjutan

Back to nature merupakan konsep dari sebuah sistem pertanian yang berkelanjutan. Pengertian dari pertanian berkelanjutan adalah dalam kegiatan pertanian harus memperhatikan kelestarian lingkungan sehingga tidak merusak atau mengubah kondisi lingkungan yang sudah ada. Dalam hal ini pertanian harus dibuat dengan alami dan memperhatikan aturan-aturan yang dapat melindungi lingkungan.
Pertanian berkelanjutan merupakan upaya untuk memperbaiki prilaku manusia yang selama ini selalu melanggar aturan-aturan dalam melindungi ekosistem dan lingkungan. Perkembangan teknologi pertanian yang diiringi oleh produksi massal pertanian sehingga terjadi penggunaan pestisida, pupuk buatan dan bahan kimia lainnya yang berlebihan. Hal inilah yang menjadikan terjadinya kerusakan lingkungan.
Lambat laun manusia merasa bahwa pertanian yang ada sudah sangat merusak lingkungan, maka sekitar tahun 1920-an muncul kesadaran untuk membuat konsep yang memperhatikan faktor biologis dan ekologis dalam industri pertanian.
Langkah selanjutnya dilakukan negara Amerika Serikat pada tahun 1930-an dengan konsep eco agriculture yang menjadi jalan keluar dari terjadinya musibah erosi dan merosotnya produktivitas pertanian. Kemudian pada tahun 1940-an ada konsep biological control for pest and diseases yaitu, usaha mengendalikan hama dengan teknologi kimia dan biologi.
Situasi tersebut tidak belangsung lama, setelah berakhirnya perang dunia ke-2, negara-negara berupaya memenuhi kebutuhannya dengan meningkatkan produksi pertanian secara besar-besaran. Akibatnya mereka memakai lagi bahan-bahan kimia secara berlebihan sehingga kerusakan lingkungan meningkat lagi dan mencapai puncaknya sekitar tahun 1970-an.
Di lain  sisi ada perkembangan teknologi rekayasa pertanian yang berupaya untuk menghasilkan bibit unggul dengan merekayasa gen tumbuhan menjadi lebih tahan hama, kuat, umurnya lama dan produksi berlipat. Sedangkan rekayasa tersebut bisa berakibat negatif jika dikonsumsi oleh manusia.
Modernisasi pertanian dengan adanya revolusi hijau telah banyak membantu negara-negara berkembang untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Tetapi keberhasilan itu memunculkan banyak hal negatif misalnya : penurunan kesuburan tanah, kerusakan hutan, hilangnya beberapa kekayaan hayati, erosi dan adanya penumpukan zat-zat kimia dalam tanah.
Di Indonesia juga melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan hasil pangan, keberhasilan terbesar adalah swasembada pangan pada tahun 1984-1985. Tetapi pemakaian varietas unggul atau High veriety yield, obat-obatan kimia dan pupuk kimia menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan yang cukup memprihatinkan.

Jika ditelusuri sampai waktu ini maka masalah peningkatan hasil pangan dengan penggunaan produk kimia masih menjadi isu utama dalam perkembangan teknologi pertanian. Maka dari itu upaya-upaya untuk melakukan kegiatan pertanian yang berkelanjutan dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan sangat diperlukan dalam melindungi bumi dari kerusakan dan memberi warisan lingkungan yang sehat bagi anak cucu generasi berikutnya.

No comments:

Post a Comment

Blog saya yang lain