Monday, 29 December 2014
Pengertian dan Jenis-jenis Sumber Daya Alam
Pengertian sumber daya alam yaitu semua yang terkandung di alam di planet bumi baik itu benda hidup maupun benda mati yang bisa digunakan oleh manusia uantuk memenuhi kebutuhannya. Sumber daya alam sangat bernilai bagi setiap manusia karena dengan adanya SDA itu manusia bisa hidup dan berkembang dari jaman dahulu sampai pada sekarang ini.
Misalnya setiap manusia memerlukan makanan untuk hidupnya maka sumber daya alam menyediakan tumbuhan dan hewan yang bisa dijadikan bahan atau alat agar bisa dikonsumsi manusia sehingga bisa bertahan hidup.
Pembagian jenis-jenis sumber daya alam
A. SDA Berdasarkan adanya kemungkinan pemulihan
1. Bisa diperbarui atau renewable resources
Sumber daya alam ini bisa mengalami pembaruan atau bisa kembali lagi pada rentang waktu tertentu di alam. Proses pembaruan itu bisa terjadi dengan adanya siklum dan reproduksi. Pada benda tak hidup maka pembaruan terjadi dengan adanya siklus, misalnya air dengan siklus air hujan sehingga air di bumi tidak pernah habis. Sedangkan pada benda hidup maka proses pembaruan dilakukan dengan reproduksi yaitu dengan bertemunya sel jantan dan betina sehingga menghasilkan keturunan, selain itu reproduksi juga dilakukan dengan membela diri atau dengan spora pada jamur. Tetapi meskipun sumber daya ini bisa dipebarui tettapi apabila tidak bijaksana dalam memanfaatkannya maka sumber daya ini bisa rusak atau punah, karena ada beberapa hewan atau tumbuhan di dunia ini yang sudah punah karena ulah manusia.
2. SDA tidak bisa diperbarui atau Unrenewable resources
Secara ekonomi sumber daya ini jumlah terbatas atau langkah, biasanya di alam sumber daya ini tidak bisa diperbarui lagi jika habis ataupun memerlukan jutaan tahun untuk bisa diperbarui, jadi manusia harus benar-benar bijak dalam memakainya. Minyak bumi dan bahan tambang mineral lainya menrupakan contoh dari sumber daya alam yang tidak bisa diperbarui.
B. SDA sesuai materinya
1. Organik
Nama lain sumber daya ini adalah hayati yang artinya SDA yang asalnya dari benda hidup yaitu hewan dan tanaman.
2. Anorganik
Nama lain sumber daya ini adalah nonhayati yang berasal dari benda yang tidak hidup yang bisa berupa zat cair, padat dan gas. Sebagai sampel dari SDA ini adalah bahan mineral dan bahan tambang.
C. SDA sesuai dengan tempat hidupnya atau habitatnya.
1. Terestris
Pengertiannya yaitu SDA yang ada di daratan atau di tanah, bisa di permukaan atau di adalam tanah. Misalnya tanah bisa dimanfaatkan untuk pembuatan keramik, batu bata ataupun genteng. Selain itu bidang pertanian juga tidak terlepas dari media tanah untuk menanam tanaman yang bisa bermanfaat bagi manusia.
2. Akuatik
Kata akuatik berasal dari bahasa Inggris Aqua yang artinya air, jadi sumber daya ini berkaitan dengan air sebagai media utamanya. Bagi manusia sumber daya ini sangat berguna karena air menjadi kebutuhan pokok, manusia tidak bisa hidup tanpa air. Jenis air bisa dibagi dua yaitu air tawar dan air asin. Perikanan merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan pada habitat akuatik.
Bagi pembaca yang menginginkan artikel ini dalam bentuk powerpoint bisa didownload di sini.
Vidio youtubenya bisa dilihat di bawah ini
Saturday, 27 December 2014
Pengertian Strategi Pembelajaran
Sebagai usaha dalam mencapai tujuan pembelajaran dalam lingkup kecil dan mencapai tujuan pendidikan nasional. Maka diperlukan langkah-langkah yang bisa membantu keterlaksanaan pembelajaran bisa berjalan dengan baik.
Langkah tersebut merupakan tugas guru sebagai insan profesional yang mempunyai beban untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai tujuan pendidikan nasional. Dalam hal ini menyebabkan seorang guru harus mempunyai wawasan yang luas dan mengetahui serta mempunyai gambaran yang jelas mengenai proses pembelajaran yang baik.
Pada bukunya Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain Menyampaikan pengertian strategi pembejaran adalah garis besar u
ntuk melakukan tindakan dalam usaha menncapai sasaran yang telah ditentukan. Dari pengertian itu bisa diambil makna bahwa ada cara-cara yang terencana yang menimbulkan hubungan antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran agar bisa mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Dalam strategi pembelajaran seorang guru dihadapkan pada pilihan-pilihan terbaik dalam melakukan proses pembelajaran, atau guru memberikan pilihan-pilihan yang bisa menjadi rujukan kepada guru lain dalam melakukan proses pembelajaran pada tema atau bidang studi yang sama.
Proses membuat strategi pembelajaran harus dimulai dengan mengidentifikasi prilaku dan karakter pribadi dari tiap-tiap peserta didik. Kemudian dilanjutkan dengan dilakukan pemilihan pendekatan proses pembelajan yang sesuai karakter siswa dan nilai-nilai yang adalah dilingkungan masyarakat sekitar sekolah. Selanjutnya guru bisa memilih prosedur, metode serta teknik pembelajaran yang paling baik, efektif dan efisien untuk dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran. Dan yang terakhir adalah menetapkan batas-batas atau ukuran keberhasilan sehingga seorang guru bisa melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
Jadi secara umum strategi pembelajaran adalah suatu proses memlih dan memilah cara-cara atau metode yang terbaik dalam proses pembelajaran yang disesuaikan dengan kepribadian siswa dan lingkuan sekitar sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Pengertian mengajar
Dalam ilmu pendidikan ada satu kegiatan yang wajib ada yaitu "Mengajar". Mengajar berasal dari kata "ajar" yang berarti menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Aktivitas mengajar bisa terjadi jika ada pihak yang "diajar" dan pihak yang "mengajar". Dalam lingkungan sekolah kegiatan mengajar bisa terjadi antara guru dan siswa.
Menurut seoarng ahli yang bernama Mohamad Ali, menyampaikan bahwa mengajar adalah kegiatan mengatur atau mengorganisasikan lingkungan pendidikan kemudian menghubungkan kepada peserta didik yang menyebabkan terjadinya pembelajaran. Mengajar adalah suatu kegiatan yang disengaja agar bisa membantu siswa bisa belajar lebih baik.
Secara lebih luas mengajar bisa diartikan sebagai membimbing siswa agar bisa memdapat ilmu pengetahuan serta bisa bertingkah laku yang sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku. Dalam mengajar, seorang guru harus bisa membimbing kegiatan siswa, mengarahkan pengaman siswa dan mengambil peranan dalam membantu
perkembangan anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Pada jama modern saat ini dimana ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat berkembang maka tuntutan pada kegiatan mengajar jauh lebih berat karena seorang guru harus lebih dinamis dalam menyampaikan pelajaran supaya peserta didik bisa memilah dan memilih informasi-informasi yang benar dengan yang buruk. Dalam hal sosial budaya "mengajar" bertujuan untuk merubah tingkah laku peserta didik sekaligus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Jadi kesimpulannya "mengajar" adalah aktifitas yang prosesnya terjadi secara disengaja dan terencana untuk membimbing serta memberi pengawasan terhadap kegiatan belajar siswa agar bisa mencapai hasil belajar yang sudah ditentukan sebelumnya.
Monday, 24 November 2014
Lembaga Keluarga
Pengertian lembaga yaitu bagian yang paling kecil dari kehidupan sosial yang beranggotakan bapak, ibu dan anak. Dalam keluarga sudah ada aturan yang tetap terhadap hubungan dari masing-masing anggotanya.
Seorang bapak bertugas untuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan istri dan anak-anaknya. Kemudian seorang ibu mengurus segala kebutuhan dan keperluan yang muncul di rumah. Sedangkan anak diwajibkan berbakti kepada kedua orang tuanya.
Bagi seorang anak sangatlah penting peran keluarga, karena di sana dia bisa belajar tentang kehidupan dan bagaimana hidup dengan orang lain dengan baik. Bagi orang tua diwajibkan mendidik dan memperkenalkan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat agar anak bisa berbaur dan menjalin hubungan baik dengan anggota masyarakat lainnya.
Fungsi keluarga
Keluarga mempunyai struktur yang terus berkembang dari waktu ke waktu, pada saat ini keluarga bisa menjadi benteng pertama dalam pembinaan akhlaq manusia. Jadi tugas sebuah keluarga menjadi lebih berat, dan bukan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan pokok anggotanya saja.
Secara umum keluarga mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Keturunan atau reproduksi, keluarga merupakan tempat untuk melanjutkan generasi yang merupakan wujud dari kasih sayang orang tuanya.
b. Perlindungan atau proteksi, keluarga harus bisa memberikan keamanan kepada anak-anak dari gangguan fisik maupun dari dunia luar.
c. Mendidik atau sosialisasi. Keluarga harus bisa membuat anak mempunyai pribadi yang baik dan sesuai dengan tuntutan dari orang tua dan masyarakat.
c. Mendidik atau sosialisasi. Keluarga harus bisa membuat anak mempunyai pribadi yang baik dan sesuai dengan tuntutan dari orang tua dan masyarakat.
d. Ekonomi, artinya keluarga mempunyai fungsi memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Peran ini sebenarnya diperuntukkan kepada bapak, tetapi pada jaman sekarang ibu juga ikut membantu bapak bekerja untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya.
e. Afeksi, keluarga harus memberikan cinta kasih yang sepenuhnya kepada anak, agar anak bisa nyaman dan mendapat kehangatan dari orang tunya.
f. Pengawasan, Keluarga harus mengontrol atau memberikan pengawasan kepada anggotanya agar selalu bertindak yang baik sehingga bisa membuat nama keluarganya tetap baik.
g. Status, Pernikahan memberikan kepastian jati diri dan status bagi seorang suami dan istri untuk melakukan peranannya dalam hidup bermasyarakat. Selain itu juga memberikan status yang jelas kepada anak-anaknya terhadap garis keturunan yang dia miliki.
belajar sambil nonton video di bawah ini
Sunday, 23 November 2014
lembaga sosial
Sering ada kebingungan terhadap pengertian lembaga dengan organisasi, pada ilmu sosiologi ada pembedaan antara lembaga dan organisasi. Pengertian lembaga sosial yaitu kumpulan norma dan nilai yang mengatur kehidupan masyarakat. Dengan adanya lembaga sosial diharapkan ada keteraturan dan keharmonisan dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan organisasi sosial adalah bentuk nyata dari lembaga sosial. Jika kita contohkan pendidikan itu adalah lembaga sosial maka SD, SMP,
SMA adalah organisasi sosialnya. Lembaga sosial memberikan paksaan masyarakat untuk melakukan sesuatu yang benar dengan pola yang baik sesuai dengan kebenaran yang dimiliki di lingkungannya. Lembaga sosial ini sangat penting pada masa sekarang ini, karena manusia yang modern dengan berbagai macam kebutuhan hidup yang terus meningkat dan persaingan hidup yang begitu ketat. Lembaga sosial bisa tetap menjaga tingkah laku manusia dalam masyarakat agar tetap baik dan agar
SMA adalah organisasi sosialnya. Lembaga sosial memberikan paksaan masyarakat untuk melakukan sesuatu yang benar dengan pola yang baik sesuai dengan kebenaran yang dimiliki di lingkungannya. Lembaga sosial ini sangat penting pada masa sekarang ini, karena manusia yang modern dengan berbagai macam kebutuhan hidup yang terus meningkat dan persaingan hidup yang begitu ketat. Lembaga sosial bisa tetap menjaga tingkah laku manusia dalam masyarakat agar tetap baik dan agar
tidak terjadi penyimpangan dan konflik di masyarakat.
Dalam masyarakat terdapat beberapa jenis lembaga sosial, misalnya : lembaga pendidikan, lembaga agama, lembaga politik, lembaga ekonomi dan lembaga budaya.
Ruang lingkup lembaga sosial menyangkup hal-hal berikut
ini yaitu :
ini yaitu :
a. Sekelompok aturan atau norma yang terkait dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya
b. Sekelompok aturan yang bisa dibuat, diubah dan bersifat tetap tergantung pada kebutuhan hidup manusia
c. Sekelompok aturan atau norma yang menjadi aturan bagi setiap manusia dalam menjalani hidup dalam masyarakat.
Dalam kehidupan sehari-hari lembaga sosial memiliki dua fungsi yaitu :
a. Fungsi manifes yaitu fungsi dari lembaga sosial yang memang diinginkan atau diharapkan berfungsi sebagai mana mestinya. Misalnya dalam keluarga, orang tua melakukan sosialisasi nilai dan norma kepada anaknya. Hal ini memang seharusnya dan memang diharapkan dalam lembaga keluarga
b. Fungsi laten yaitu lembaga sosial menghasilkan yang diluar dari harapan yang diinginkan. Ini merupakan efek samping yang tidak terlalu dianggap penting bagi masyarakat. Misal. Dalam lembaga pendidikan akan memunculkan siswa yang pintar dalam ilmu pengetahuan tapi efek sampingnya yang tidak diduga ternyata mereka tidak siap masuk dunia kerja karena ternyata keterampilan mereka kurang dan hanya unggul pada pengetahuannya saja.
Berikut adalah video tentang lembaga sosial untuk belajar sambil nonton youtube
Monday, 27 October 2014
Harapan Menteri yang Baru
Mungkin naif rasanya untuk menulis tema ini, karena tulisan ini hanya ada di blog dan nggak kira dibaca juga oleh menteri yang bersangkutan. Tapi setelah dilantiknya Bapak Anies Baswedan sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah telah memunculkan sebuah harapan yang besar bagi kami para guru diseluruh Indonesia untuk segera memperbaiki keadaann pendidikan di Indonesia saat.
Melihat "track record" nya sampai saat ini, saya rasa integritas dan kapabilitas menteri kita yang satu ini tidak perlu diragukan lagi. Maka dari itu banyak sekali harapan yang ingin saya sampaikan ke pundaknya. Berikut ini harapan-harapan itu.
1. Dalam sejarah baru kali ini Kementerian Pendidikan di pecah menjadi dua antara pendidikan dasar & menengah dengan pendidikan tinggi. Dengan perubahan ini diharapkan kerja kementerian lebih fokus. Khusus untuk pendidikan dasar dan menengah memang menjadi prioritas untuk segera diperbaiki. Karena pondasi utama pendidikan di Indonesia ada di sini. Sarana prasarana yang selama ini masih terbatas dan rusak, masih banyak daerah terutama di kawasan timur Indonesia dan daerah pedalaman belum ada sekolah dasar dan menengah yang memadai, selain itu sekolah yang adapun masih dalam keadaan rusak bahkan ada yang mau runtuh.
2. Meningkatkan jumlah guru untuk ditugaskan di daerah-daerah yang terpencil, karena selama ini guru hanya terpusat di daerah-daerah yang sudah mapan, seperti di Jawa. Perlu diperbanyak pendidikan profesi guru yang mewajibkan calon guru mengabdikan dirinya di daerah tersebut sebelum dia mendapat sertifikat pendidik.
3. Perlu ada restrukturisasi dan penataan ulang tentang sekolah negeri dan swasta. Pada saat ini tidak ada bedanya sekolah negeri dan swasta, karena baik sekolah negeri dan swasta dibiayai BOS, sehingga banyak sekolah swasta yang menjamur pada beberapa daerah karena adanya dana BOS tersebut. Hal ini menyebabkan banyak sekolah negeri yang kesulitan memperoleh murid dan terancam ditutup kegiatannya.
4. Kurikulum 2013 perlu dikaji ulang, atau minimal diperbaiki pelaksanaannya. Dengan berbagai masalah didalamnya, misalnya: sumber daya manusia guru yang belum siap, penilaian yang rumit, buku ajar yang terlambat datang dll, perlu rasanya solusi secepatnya mengatasi hal tersebut. Kalau perlu saya rasa kurikulum yang lebih "membumi" dan lebih khas Indonesia, bukan yang "mencontek" langsung kurikulum dari luar negeri.
5. Desentralisasi pendidikan. Untuk satu hal ini saya sangat berharap dilakukan, karena dengan luas Indonesia dan jumlah suku bangsa, latar belakan agama, kondisi alam serta strata sosial yang berbeda sangat perlu adanya ruang bagi setiap daerah (minimal provinsi) untuk bisa "berimprovisasi" atau menyesuaikan isi kurikulum sesuai dengan kondisi daerah setempat. Sehingga diharapkan bisa memaksimalkan potensi dan sumber daya di daerah.
6. Solusi terhadap ujian akhir sekolah atau biasanya disebut Ujian Nasional (UNAS) yang selama ini jadi polemik bagi guru dan siswa. Tujuan pelaksanaanya harus diperjelas untuk "kelulusan" atau "pemetaan". Karena pembalajaran adalah "proses" maka tidak perlu UNAS itu sebagai penentu kelulusan, cukup pendidikan berbasis proses dengan sistem pembelajaran tuntas siswa bisa melalu setiap jenjang pendidikan dengan teratur tanpa dihantu UNAS. Kalaupun masih diperlukan UNAS maka tujuannya hanya sebagai "pemetaan" kondisi pendidikan di Indonesia, artinya dari hasil Unas tersebut pemerintah tahu mana daerah yang perlu peningkatan pendidikan mana daerah yang sudah maju pendidikannya.
7. Pendidikan karakter. Memang sudah lama pendidikan karakter di dengung-dengungkan, tetapi masih jauh dari harapan. Hal ini disebabkan sulitnya mencari contoh yang konkrit dalam kehidupannya. Jadi nilai-nilai kejujuran itu harus di tanamkan dari siswa, guru, kepala dinas sampai dengan menteri.
Itulah harapan-harapan saya kepada menteri pendidikan yang baru. Semoga bermanfaat.
Thursday, 23 October 2014
Guru yang cepat keluar kelas
Setiap hari saya mengajar, setiap hari saya masuk kelas, mengajar ilmu yang saya kuasai. Mengajar harusnya seperti pribahasa "home sweet home" yang bisa diplesetkan menjadi "class sweet class" atau kelasku surgaku. Artinya di dalam kelas kita merasa nyaman dan betah. Kita memberikan keceriaan, semangat dan keindahan kepada murid kita. Mereka akan mencari kita bila kita tidak ada, karena mereka merindukan pelajaran kita.
Tapi kenyataan terbalik, kalau jam pelajaran berganti kita seperti akan masuk "neraka", terbayang anak-anak yang nakal di dalamnya, terbayang bahwa kita belum siap materi, terbayang nanti anak-anak tidak memperhatikan kita. Pokoknya bel pergantian kelas itu adalah panggilan yang paling tidak diinginkan di sekolah. Kalau bel benar-benar berbunyi..kringggg.... maka hati kita deg... waduh sudah bel. Karena fikiran negatif sudah merasuk dalam diri kita, maka kita akan berusaha mengulur-ulur waktu masuk kelas, mencari kesibukan apalah yang bisa menunda masuk kelas. Lumayan 10 atau 20 menit baru masuk kelas, parahnya lagi kita baru berangkat ke kelas kalau ada siswa yang menyemput kita.
Lalu bagamana kalau sudah masuk kelas ?. Di kelas benar-benar tidak nyaman, ingin rasanya segera keluar. Setelah mulai pelajaran dengan sedikit penerangkan materi, maka kata-kata "sakti" akan muncul, "anak-anak buku LKSnya ya", "kerjakan halaman 10 sampai 11". Pasti siswa akan ditinggal keluar kelas setelah itu.
Lalu bagaimana mengatasi "Guru yang cepat keluar kela" ? Sebenarnya masalah utamanya adalah persiapan seorang guru dalam pembelajaran. Persiapan di sini bukan hanya menhafalkan materi pelajaran, tetapi juga harus membuat skenario pembalajaran, model pembejalaran, media pembelajaran sampai pada penilaian. Mungkin tipsnya bisa diuraikan sebagai berikut:
1. Malam hari sebelum besok mengajar kita harus meluangkan waktu menelaah RPP atau rencana pembelajaran. Siapkan semua yang berkaitan dengan model, materi, media sampai pada penilaian.
2. Perbanyak membaca buku, jadi misalnya sudah kehabisan bisa mencari bahan lain yang mungkin bisa menambah pengetahuan siswa pada tema yang sedang dibahas.
3. Buatlah media pembelajaran yang bagus dan bisa membuat siswa aktif.
4. Buatlah skenario pembelajaran yang bisa membuat siswa tertarik dalam mengikuti pelajaran.
5. Koreksi semua tugas, ulangan atau portofolio siswa, kemudian kembalikan hasil pekerjaan mereka beserta nilainya. Nilai yang kita buat itu bisa meningkatkan semangat siswa sehingga kita juga semangat mengajar.
6. Buatlah agenda guru yang baik sehingga kita bisa mengetahuai masalah-masalah yang kita hadapi selama mengajar.
7. Usahakan selalu berfikir bahwa menjadi guru itu bukan pekerjaan, tetapi sebuah pengabdian yang mulia untuk mencerdaskan generasi bangsa.
Tuesday, 14 October 2014
Menghargai Kejujuran Siswa
Jujur berarti tidak bohong, Jujur berarti tidak curang. Kejujuran harganya mahal, Kejujuran sudah mulai hilang dalam kehidupan. Oh... bahaya nih. Suatu saat saya menemukan berita tentang kecurangan dalam ujian. Seperti berjamaah, siswa satu kelas mencontek bersama, tidak ada ketakutan atau rasa bersalah. Karena sudah menjadi kelaziman dan biasa dikerjakan, apalagi pada ujian Nasional.
Coba kita bayangkan seperti ini, mana yang kita pilih ? "siswa nyontek tetapi nilai bagus" atau "siswa jujur tetapi nilainya jelek". Ayo mulai berfikir sejenak .... sudah menemukan jawaban ? belum ? atau bingung ?. Bagi saya pasti bingung, karena ujian tidak mengukur kejujuran siswa, tetapi yang diukur adalah nilai siswa. Kalau nilainya baik dia lulus dan kelau jelek dia tidak lulus. Ukurannya jelas, tidak akan tertulis dirapor "jujur" dan "tidak jujur". Lalu bagaimana ? saya yakin masih ada siswa yang jujur meskipun nilai mereka yang akan menjadi taruhannya. Maka dari itu perlu ada nilai, penghargaan atau apalah yang bisa menghargai kejujuran siswa tersebut.
Dalam kurikulum 2013 penilaian sudah dibuat dalam 3 rana yaitu afektif, psikomotor dan kognitif. Pada pembelajaran, guru harus menilai siswa pada ketiga rana tersebut. Selanjutnya kita fokus pada aspek afektif dan kognitif. Mengapa seperti itu ? Karena afektif terdapat dimensi kejujuran yang akan diukur dan kognitif ada dimensi pengetahuan yang akan dinilai.
Lalu kita coba membayangkan ada dua siswa A dan B. Karakter siswa A "sering mencotek tapi nilainya selalu bagus" dan karakter siswa B "dia jujur tetapi nilainya sering buruk". Berarti yang pertama harus guru lakukan adalah guru memastikan bahwa kedua karakter itu benar. Caranya bagaimana ? Guru harus punya catatan atau agenda yang lengkap yang menulis aktifitas siswa setiap hari. Saya yakin kalau guru melakukan itu, pasti bisa mengenali karakter siswanya masing-masing.
Suatu ketika ada ulangan, siswa A mendapatkan nilai 90 dan siswa B mendapat nilai 60. Bagi guru pasti sulit memutuskan, "apakah membiarkan nilai tetap seperti itu" atau "akan merubah nilai karena A tidak jujur dan B jujur". Di sinilah kita harus bijak bahwa anak yang jujur harus mendapatkan nilai tambah dalam ulanganya. Jadi, kita dapat menambah niali tersebut menjadi 70 atau 80 atau seterusnya. Dan siswa yang tidak jujur kita bisa kurangi nilainya menjadi 70 atau 60 atau lebih bawah lagi.
Manfaatnya apa jika kita melakukan penambahan nilai dan menghargai kejujuran siswa ? Siswa yang mendapatkan penghargaan ketika dia jujur akan mempertahankan kejujuran itu pada kehidupannya. Jika harus berkompetisi dia akan sportif dan tidak melakukan kecurangan. Jika dia besar dalam lingkungan kerja akan menjadi karyawan atau pimpinan yang baik.
Maka dari itu guru harus memperhatikan betul-betul aspek kejujuran siswa ini. Karena bukan hanya pengetahuan yang menjadi bekal siswa tetapi juga sifat baik dan kejujuran yang justru akan menjadi modal utama kesuksean siswa. Karena pada jaman sekarang sebuah perusahaan lebih memilih karyawan yang jujur dari pada karyawan yang pintar. Tetapi yang paling baik kita bisa menciptkan siswa yang jujur sekaligus pintar.
Saturday, 11 October 2014
Menjadikan Siswa Bermartabat
Setelah membaca sebuah buku, saya jadi teringat ketika mengajar di kelas. Saya sering kali berupaya membangkitkan minat siswa dengan melucu, berusaha membuat siswa tertawa dan tertarik kepada pribadi saya. Tetapi kelaucuan itu muncul dengan sedikit "menyindir" atau "mempermalukan" siswa yang mempunyai "kekurangan". Contoh Kalimatnya seperti ini, "Anak-anak, kamu tahu tidak bahwa hari ini ? Si Ari dapat nilai paling baik, tapi dari bawah" . Bisa dibayangkan setelah kalimat itu, "Si Ari" pasti merasa dipermalukan. Kata "Baik, tapi paling bawah" yang merupakan ironi membuat temannya tertawa sambil tepuk tangan, tapi bagi Ari ini menyakitkan. Tapi sebagai guru sering saya melakukan hal itu. Pengakuan yang jujur, dan saya ingin tobat.
Semua siswa yang kita ajar, mereka itu adalah manusia yang mempunyai martabat. Maka dari itu kita wajib untuk menghormatinya. Tugas seorang guru menjaga martabat itu agar tetap ada dalam diri siswa yang diajarnya, meskipun siswa tersebut mempunyai kekurangan, bahkan meskipun dia anak nakal masih kita perlu hormati martabatnya.
Mempermalukan atau merendahkan martabat bisa membuat siswa menjadi tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Seorang guru perlu untuk pandai dalam menjaga hal ini. Bahkan seorang guru harus menghargai dan meningkatkan martabat setiap muridnya. Maka dari itu perlu ada usaha dari guru untuk emalakukan hal tersebut.
1. Di dalam kelas guru harus memperhatikan setiap prilaku dan sifat muridnya. Jadi seorang guru tahu bagaimana teknik berkomunikasi dengan siswa tersebut. Bagi siswa yang pintar kita bisa dekati dengan memberikan ilmu pengetahuan tambahan kepada mereka, bagi siswa yang nakal bisa kita dekati dia dengan tegas tetapi tetap tidak menyinggung martabat dia. Mungkin kita bisa memperingatkan di saat melakukan pelanggaran, atau memanggil siswa itu "face to face" untuk mendalami masalah yang mereka hadapi dlam kehidupannya.
2. Cobalah untuk menyampaikan candaan atau humor yang cerdas, Jangan bercanda yang berhubungan dengan fisik, sara dan kondisi siswa. Karena bercanda pada saat pembelajaran bisa menyakiti hati siswa. Humor yang baik bisa kita cari di media massa, misalnya majalah, koran dan website di Internet.
3. Pikirkan bahwa mengajar itu untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, dimana setiap siswa bisa memperbaiki hidupnya dengan belajar ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi kita harus berupaya untuk membangkitkan jiwa siswa agar dia tahu bahwa dia punya jati diri, harga diri dan mertabat yang membuat mereka dihormati dan harus menghormati orang lain. Berikan selalu pujian-pujian kepada siswa, kurangi aura negatif dan tambah terus aura positif. Dekati siswa dengan lembut dan buatlah dia nyaman dalam kehidupannya di sekolah.
Jika hal-hal di atas kita lakukan maka diharapkan siswa bisa "bangkit", bisa lebih bersemangat dalam belajar. Karena dia sudah menemukan dirinya itu "siapa" yaitu manusia yang bermartabat yang selalu ingin menambah ilmu pengetahuan dan memperbaiki prilakunya.
Wednesday, 8 October 2014
Konsep Pembelajaran Tanpa PR
Sebagai pembuka artikel ini saya ingin menyampaikan bahwa yang paling dibenci siswa saat sekolah adalah PR. Saya dulu juga begitu. Gimana ya ?? ada suatu yang menyakitkan jika seorang guru memberikan PR (pekerjaan rumah). Apalagi jumlahnya nggak kira-kira, misalnya "kerjakan di rumah tugas ini dari halaman 12 sampai 16, besok harus dikumpulkan" wow keren ada 5 halaman yang harus dikerjakan, pokoknya sesuatu banget. Yang lebih gila lagi kalau satu hari ada 4 bidang studi sekaligus yang memberikan PR. Apa nggak membuat males pulang ke rumah ? kalo sudah begitu.
Tapi memang sulit memisahkan pembelajaran dengan tugas di rumah. Disetiap rencana pembelajaran (RPP) guru pasti ada penugasan di rumah pada bagian penilaian, kayaknya seperti kewajiban yang harus dilakukan, apalagi RPP-nya copi paste saya bisa pastikan ada tuh kegiatan penugasan di rumah. Bahkan ada sekolah full day yang pulangnya sampai sore, tetapi siswanya pulang masih membawa oleh-oleh tugas rumah. Betapa kasihannya siswa yang sekola
h pada saat ini.
Selain itu kadang tidak adil karena tugas yang sudah dikerjakan dengan tetesan keringat, plus dibantu orang tua atau guru les hanya di tumpuk begitu saja. Malah terkadang hanya diberi tanda tangan guru tanpa ada nilai yang tertulis. Ini benar-benar membuat minat belajar siswa menjadi jatuh. Sehingga menganggap PR hanya formalitas pelengkap proses pembelajaran.
Saya ingin menwarkan sebuah konsep pembelajaran tanpa PR. Mungkin saya bukan orang pertama yang melakukan. Tapi minimal kita berusaha untuk sedikit menurangi beban siswa. Dalam konsep ini lebih bagaimana seorang guru memaksimalkan waktu yang ada untuk mengerjakan tugas pada saat pembelajaran di kelas. Secara lebih lanjut saya bisa terangkat sebagai berikut:
1. Usahakan perencanaan pembalajaran memuat penugasan yang waktunya cukup untuk diselesaikan di kelas. Nampaknya untuk kurikulum 2013 saat ini, menurut pengalaman saya waktu sangat cukup untuk melakukan itu.
2. Sekolah memberikan waktu khusus untuk mengerjakan PR di sekolah. Misalnya full day atau ada les yang khusus mengerjakan soal secara mandiri atau dibantu guru. Sehingga sampai rumah siswa tidak terbebani PR lagi. Konsep ini yang paling mungkin karena jika jam pelajaran di tambah 1 atau 2 jam sudah dirasa cukup untuk mengerjakan tugas, apalagi ada guru yang mendampinginya.
3. Kalaupun harus ada penugasan terstuktur atau kegiatan mandiri tidak terstruktur, maka semua bisa dilakukan disekolah. Dalam hal ini sekolah harus memberikan fasilitas yang memadai, misalnya dengan mneydiakan komputer, internet dan printer. Sehingga siswa nyaman mengerjakannya di sekolah.
Apa manfaat konsep ini ?
1. Dengan tidak adanya PR, maka siswa bisa menyalurkan bakat dan minatnya dengan baik. Jika dia suka musik, maka dia bisa les piano dengan fokus karena sudah tidak memikirkan PR. Sama juga dengan kegiatan yang lain, misalnya olah raga, menulis, Pramukan dan lain sebagainya.
2. Waktu bermain dan bersosialisasi menjadi lebih lama. Siswa membutuhkan itu, karena bermain dan bersosialisasi dibutuhkan untuk belajar kehidupan dan berlaku sportif dengan lingkungan sekitarnya.
3. Siswa bisa mempelajari ilmu agama yang lebih lama, hal ini saya sampaikan karena pendidikan agama yang ada di luar sekolah itu sangat penting. Selama ini siswa sering meninggalkan pendidikan agama hanya lebih mementingkan mengerjakan PR.
4. Memberikan waktu luang yang banyak kepada siswa untuk berkumpul dengan keluarganya, mereka bisa merasakan kehangatan rumah tangga lebih lama dengan orang tuanya. Mereka bisa mengembangkan aspek psikomotorik sederhana misalnya: menyapu, mencuci dan tugas di rumah lainnya yang nantinya berguna bagi hidupnya di masa depan.
Subscribe to:
Posts (Atom)