Saturday, 11 October 2014
Menjadikan Siswa Bermartabat
Setelah membaca sebuah buku, saya jadi teringat ketika mengajar di kelas. Saya sering kali berupaya membangkitkan minat siswa dengan melucu, berusaha membuat siswa tertawa dan tertarik kepada pribadi saya. Tetapi kelaucuan itu muncul dengan sedikit "menyindir" atau "mempermalukan" siswa yang mempunyai "kekurangan". Contoh Kalimatnya seperti ini, "Anak-anak, kamu tahu tidak bahwa hari ini ? Si Ari dapat nilai paling baik, tapi dari bawah" . Bisa dibayangkan setelah kalimat itu, "Si Ari" pasti merasa dipermalukan. Kata "Baik, tapi paling bawah" yang merupakan ironi membuat temannya tertawa sambil tepuk tangan, tapi bagi Ari ini menyakitkan. Tapi sebagai guru sering saya melakukan hal itu. Pengakuan yang jujur, dan saya ingin tobat.
Semua siswa yang kita ajar, mereka itu adalah manusia yang mempunyai martabat. Maka dari itu kita wajib untuk menghormatinya. Tugas seorang guru menjaga martabat itu agar tetap ada dalam diri siswa yang diajarnya, meskipun siswa tersebut mempunyai kekurangan, bahkan meskipun dia anak nakal masih kita perlu hormati martabatnya.
Mempermalukan atau merendahkan martabat bisa membuat siswa menjadi tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Seorang guru perlu untuk pandai dalam menjaga hal ini. Bahkan seorang guru harus menghargai dan meningkatkan martabat setiap muridnya. Maka dari itu perlu ada usaha dari guru untuk emalakukan hal tersebut.
1. Di dalam kelas guru harus memperhatikan setiap prilaku dan sifat muridnya. Jadi seorang guru tahu bagaimana teknik berkomunikasi dengan siswa tersebut. Bagi siswa yang pintar kita bisa dekati dengan memberikan ilmu pengetahuan tambahan kepada mereka, bagi siswa yang nakal bisa kita dekati dia dengan tegas tetapi tetap tidak menyinggung martabat dia. Mungkin kita bisa memperingatkan di saat melakukan pelanggaran, atau memanggil siswa itu "face to face" untuk mendalami masalah yang mereka hadapi dlam kehidupannya.
2. Cobalah untuk menyampaikan candaan atau humor yang cerdas, Jangan bercanda yang berhubungan dengan fisik, sara dan kondisi siswa. Karena bercanda pada saat pembelajaran bisa menyakiti hati siswa. Humor yang baik bisa kita cari di media massa, misalnya majalah, koran dan website di Internet.
3. Pikirkan bahwa mengajar itu untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, dimana setiap siswa bisa memperbaiki hidupnya dengan belajar ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi kita harus berupaya untuk membangkitkan jiwa siswa agar dia tahu bahwa dia punya jati diri, harga diri dan mertabat yang membuat mereka dihormati dan harus menghormati orang lain. Berikan selalu pujian-pujian kepada siswa, kurangi aura negatif dan tambah terus aura positif. Dekati siswa dengan lembut dan buatlah dia nyaman dalam kehidupannya di sekolah.
Jika hal-hal di atas kita lakukan maka diharapkan siswa bisa "bangkit", bisa lebih bersemangat dalam belajar. Karena dia sudah menemukan dirinya itu "siapa" yaitu manusia yang bermartabat yang selalu ingin menambah ilmu pengetahuan dan memperbaiki prilakunya.
Labels:
Pembelajaran,
Pendidikan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment