Friday 3 April 2015

Interaksi Manusia dengan Lingkungan Sosial

Manusia merupakan makhluk yang tidak bisa hidup secara sendiri untuk dapat memenuhi kebutuhan pada hidupnya. Manusia yang hidup pasti akan membutuhkan pada manusia yang lain. Bisakah kalian membayangkan, bagai mana pada waktu semenjak kita dilahirkan sampai saat besar waktu sekarang ini jika tidak ada bantuan dari orang yang lain? Manusia bila tanpa ada manusia yang lain pastinya akan mati. Seperti bayi misalnya, bayi harus diajari untuk makan, belajar berjalan, belajar berbicara, bermain, belajar membaca, dan lainnya. Hal tersebut dapat membuktikan bila sejak dilahirkan, manusia telah berinteraksi dengan seorang manusia yang lainnya.
Mari kita perhatikan pada lingkungan di sekitar kita. Di lingkungan rumah, kita akan dapat melihat seorang adik, kakak, dan juga orang tua kita. Di lingkungan sekitar sekolah, kita akan dapat melihat semua teman, para guru, penjaga/satpam sekolah, dan juga lainnya. Lingkungan pada sekitar rumah kita, kita bisa melihat para tetangga, seorang pedagang yang biasa lewat dan juga lainnya. Semuanya itu merupakan suatu bagian dari pada lingkungan sosial,  secara sendiri/individu, maupun secara berkelompok. Manusia sanagt perlu untuk berhubungan atau melakukan komunikasi dengan manusia yang lainnya. Maka akan terjadilah apa yang dimaksud dengan proses sosial. Arti dari proses sosial merupakan suatu bentuk interaksi atau hubungan yang biasanya saling memengaruhi antar sesama manusia. Proses sosial tersebut akan bisa terjadi bila ada hubungan/interaksi sosial sebab tanpa adanya hubungan/interaksi sosial maka tidak mungkin akan ada suatu kehidupan secara bersama. Interaksi sosial merupakan suatu kunci dari segala kehidupan. saling bertemunya seseorang manusia dengan seseorang manusia yang lain atau kelompok yang lainnya, kemudian mereka semua saling untuk berbicara, melakukan bekerja sama, dan juga seterusnya untuk dapat mencapai pada tujuan bersama. Pada kegiatan itu bisa dikatakan sebagai dari proses hubungan/interaksi sosial yang menjadi suatu dasar proses sosial. Apa yang sebenarnya interaksi sosial tersebut?
Interaksi sosial merupakan hubungan pada antara orang/individu perorangan, antara kelompok/golongan manusia, maupun pada antara orang/individu perorangan dan kelompok/golongan manusia. Apabila ada dua manusia bertemu, maka interaksi sosial saat itu dimulai. Mereka akan saling untuk menegur, melakukan jabat tangan, dan juga akan saling berbicara. Kegiatan semacam itu adalah sebuah bentuk dari interaksi sosial. Pada kegiatan interaksi sosial, ada suatu hubungan yang umumnya terjadi harus dengan cara timbal balik yang dilakukan oleh masing – masing pihak. Artinya pada masing - masing  pihak harus dapat saling untuk merespon. bila ditanya dia harus menjawab, bila diminta bantuan maka dia harus membantu, bila diajak bermain maka dia harus ikut main. bila itu dapat dilakukan, sebenarnya bisa terjadi adanya suatu interaksi sosial.
Proses dari interaksi sosial dapat terjadi apabila pada antara masing - msing pihak yang berinteraksi bisa melakukan sebua kontak sosial serta komunikasi. Menurut seorang ahli Soerjono Soekanto (2003), dia berkata kata “kontak” itu berasal dari bahasa Latin, yang berasal dari dua kata yaitu con dan tangere. Con yang berarti (bersama- sama) sedangkan kata tangere yang berarti menyentuh. Jadi bisa disimpulkan bila kata kontak mempunyai arti bersama-sama serta saling  menyentuh secara langsung fisik. Dalam suatu pengertian gejala pada sosial, kontak sosial  tersebut dapat berarti sebuah hubungan pada masing-masing pihak yang tidak hanya secara langsung untuk bersentuhan secara fisik, akan tetapi dapat juga tanpa adanya hubungan langsung secara fisik. Contoh, kontak bisa dilakukan dengan melalui media surat-menyurat, sambungan telepon, pesan singkat / sms, dan lain-lain.
Dengan demikian suatu hubungan fisik tidak sebagai syarat utama pada terjadinya sebua interaksi sosial. Suatu kontak sosial bisa bersifat positif maupun negatif. Kontak sosial yang mempunyai sifat positif maka akan mengarah pada suatu kerjasama, sedangkan pada kontak sosial yang mempunyai sifat negatif maka akan mengarah pada sebuah pertentangan/perbedaan. Menurut Karl Mannheim, (2003: 65) kontak bisa dibedakan menjadi dua bagian, yaitu kontak sosial primer dan kontak sosial sekunder. Kontak sosial primer merupakan kontak yang umumnya dikembangkan pada suatu media tatap muka, sedangkan pada kontak sekunder umumnya terjadi tidak dalam sebuah media tatap muka serta ditandai adanya suatu jarak. Kontak sosial Sekunder bisa dibagi lagi pada dua bagian yaitu:
a. Kontak sosial Sekunder secara langsung, yaitu suatu kontak yang umumnya terjadi antara masing-masing pihak melalui suatu alat tertentu, seperti pesawat telepon, jaringan internet, surat, pesan singkat / sms,  dan lain-lain.
b. Kontak sosial Sekunder secara tidak langsung, yaitu  suatu kontak yang memerlukan bantuan pihak ketiga. seperti, Alfan meminta tolong kepada temanya Fauzi untuk bisa dikenalkan kepada seorang bernama Fatimah.

Kontak sosial juga bisa berlangsung pada tiga kegiatan/bentuk, seperti : a. Antara orang dengan perorangan Contoh, pada seorang bayi yang baru saja lahir, dia akan melakukan suatu kontak sosial dengan seorang ibu serta keluarga secara langsung. Dia bisa merasakan suatu cinta serta kasih sayang, minimalnya dari seorang ibu dan juga ayahnya. Setelah itu, dia akan semakin tumbuh dan berkembang. Dia akan semakin banyak untuk belajar tentang sebuah kebiasaan-kebiasaan yang berada di dalam sebuah keluarga, misalnya saja pada masalah sopan dan santun dalam mengucap kata, cara makan, dan lain-lain. b. Antara individu perorangan dengan sebuah kelompok Misalnya pada seorang siswa yang sedang belajar bersama atau sedang berdiskusi dalam sebuah kelompok belajarnya. Kegiatan belajar secara bersama dan juga berdiskusi adalah contoh kontak sosial pada perorangan dengan kelompok.  c. Antara sebuah kelompok dengan sebuah kelompok yang lain Contohnya, seperti sebuah kelompok pelajar yang berasal dari suatu sekolah melakukan kegiatan studi banding datang ke sekolah yang lainnya. Dan kedua kelompok tersebut akan bertemu serta bertatap muka. Maka kegiatan seperti itu dapat dijadikan menjadi contoh kontak sosial antara kelompok dengan kelompok.  

No comments:

Post a Comment

Blog saya yang lain