Sunday, 15 April 2018
Perkembangan sosiologi
Sosiologi berkembang seiring dengan pertanyaan manusia tentang masyarakat khususnya mengenai perubahan masyarakat sejak beberapa abad sebelum Masehi telah muncul banyak pertanyaan tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Tetapi sosiologi dalam bentuk ilmu yang bisa dipelajari baru lahir beberapa abad kemudian.
1. Masa awal perkembangan sosiologi
Cendekiawan pada masa Yunani kuno khususnya Socrates, Aristoteles dan Plato mempunyai anggapan bahwa suatu masyarakat akan muncul begitu saja. Perkembangan dan kemunduran yang terjadi masyarakat tidak bisa dicegah, begitu pula krisis dan kemakmuran di masyarakat adalah suatu masalah tidak bisa terelakkan.
Anggapan ini cukup lama bertahan sampai pada akhir abad ke-14 Masehi. Beberapa ilmuwan seperti : Thomas aquinas, Ibnu Sina dan Agustinus berpendapat bahwa nasib suatu masyarakat harus diterima karena hal itu merupakan kehendak dari Tuhan. Manusia tidak mampu untuk menentukan atau mengetahui apa yang sedang dan akan terjadi pada masyarakatnya. Pertanyaan ilmiah yang berkenaan dengan masyarakat seperti “Mengapa bisa begitu” dan “Apa buktinya ini dan itu ?” belum terfikirkan oleh ilmuwan pada masa itu.
2. Masa awal lahirnya sosiologi pada abad pencerahan
Awal kelahiran sosiologi modern berasal dari karya-karya para ilmuwan pada abad pencerahan kata sekitar abad 17 Masehi. Pada era ini terjadi perubahan besar-besaran dalam kehidupan manusia, di mana banyak sekali penemuan-penemuan baru dan lahirnya bidang-bidang ilmu yang belum ada pada era era sebelumnya. tetapi sosiologi masih belum bisa diakui sebagai sebuah bidang ilmu pengetahuan karena pada saat itu masih belum bisa dibuktikan atau dipelajari dengan metode ilmiah.
3.Pemicu lahirnya ilmu sosiologi pada abad revolusi
Pada abad ke-18 Masehi terjadi banyak sekali perubahan-perubahan sosial seperti Revolusi Industri, revolusi Perancis dan Revolusi Amerika telah merubah banyak struktur masyarakat yang lama digantikan dengan struktur yang baru. Selain itu juga adanya kolonialisasi di Asia dan Afrika oleh bangsa Eropa juga merubah sebagian besar dari struktur sosial di benua-benua tersebut. dengan adanya revolusi revolusi tersebut menggugah para ilmuwan untuk menganalisis perubahan tersebut secara tradisional dengan cara yang ilmiah sehingga bisa diketahui sebab serta akibatnya. Analisis tersebut mempunyai tujuan agar bisa mengantisipasi dan menghindari akibat-akibat negatif dari perubahan dalam masyarakat secara cepat seperti halnya revolusi-revolusi yang saat itu terjadi.
Auguste Comte pada abad ke 19 mengarang sebuah buku yang berjudul De philosophie Positive atau filsafat positif. Dalam buku tersebut tertulis Istilah “sosiologi” sebagai suatu pendekatan yang khusus untuk mempelajari tentang masyarakat. Pendekatan yang dia lakukan menggunakan metode ilmiah dalam mempelajari perubahan-perubahan dalam masyarakat sehingga metode itu bisa diterima sebagai suatu ilmu pengetahuan. Metode yang dirintis oleh Comte tersebut mendapat apresiasi dari ilmuwan ilmuwan Sosiologi yang lain, seperti: Max Webber, Herbert Spencer, Pitirin Sorokin dan lain-lain.
Pada umumnya pendekatan yang dilakukan oleh ilmuwan sosiologi pada abad 19 cenderung bersifat makro. Mereka beranggapan bisa meramalkan perubahan pada masyarakat bisa dilihat dari karakteristik pada masyarakat tersebut secara keseluruhan. Alasan dari anggapan tersebut adalah perubahan pada masyarakat bisa berpengaruh atau mempengaruhi perilaku warganya sekaligus perubahan yang terjadi di dalamnya. Tetapi pendekatan makro tersebut selanjutnya memperoleh kritikan dari ilmuwan sosiologi pada abad 20.
5. Lahirnya ilmu sosiologi modern
Perkembangan sosiologi dimulai dari benua Eropa kemudian berkembang lebih modern di benua Amerika khususnya di negara Amerika Serikat dan Kanada. Hal ini tak lepas dari adanya migrasi besar-besaran penduduk Eropa yang berpindah ke Amerika Utara. Sehingga memunculkan kota-kota baru di Amerika Utara dengan penduduk yang cukup besar di dalam kota-kota tersebut terjadi beberapa gejolak seperti kerusuhan, kriminalitas dan tuntutan terhadap persamaan hak dari kaum wanita dan buruh. Gejala-gejala tersebut menghasilkan perubahan-perubahan dalam masyarakat yang signifikan. Sehingga akhirnya mendorong ilmuwan sosiologi untuk merubah pendekatan sosiologi yang lama dari Eropa yang bersifat makro menjadi pendekatan yang lebih bersifat mikro. Pendekatan baru tersebut meneliti fakta-fakta sosial yang muncul dalam masyarakat kemudian diambil sebuah kesimpulan yang bersifat menyeluruh dan mendetail. Maka sejak saat itulah munculnya kesadaran bahwa penelitian dalam ilmu sosiologi sangatlah penting.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment