Wednesday, 17 January 2018
Pengertian pantomim
Pantomim merupakan
suatu jenis pertunjukan teater yang dimainkan hanya dengan gerak dan ekspresi
wajah tanpa menggunakan kata-kata dan biasanya diiringi dengan musik. Fokus
utama pantomim yaitu bagaimana pemeran mampu
membuat gerak-gerik tubuh dan ekspresi wajah bisa menghasilkan cerita
tertentu dalam pertunjukan.
Secara bahasa, pantomim berasal dari bahasa latin
“pantomimus “ yang mempunyai arti “menirukan segala sesuatu”. Sedangkan
pengertian penuhnya, pantomim adalah suatu pertunjukan teater yang memakai
tubuh, ekspresi wajah dan gerakan sebagai dialog tanpa menggunakan kata-kata.
Dalam sejarah
pantomim, kita tidak boleh melupakan seorang pantomim terkenal bernama Charlie
Chaplin yang berhasil membuat pantomim menjadi populer lewat film bisu yang
diproduksinya. Dalam setiap film yang dia bintangi selalu berperan dengan
gerak-gerik tubuh, kostum, rias wajah dan karakter yang lucu. Adegan-adegan
yang dimainkan semuanya tanpa dialog tetapi bisa dimengerti maksud dari cerita
yang disampaikan. Dari film-film Charlie Chaplin inilah kemudian menjadi inspirasi
bagi banyak pemain pantomim untuk membuat pertunjukan pantomim di
panggung-panggung maupun membuat film yang mirip dengan Charlie Chaplin.
Sebagai kekuatan
utama dalam pantomim adalah gerakan-gerakan yang imajinatif atau gerak meniru
seakan-akan seperti melakukan suatu pekerjaan atau memegang suatu benda padahal
pekerjaan atau benda itu tidak ada. Atau dalam adegan lain seakan-akan dalam
situasi yang ramai banyak orang padahal dia sedang dalam situasi sendiri. Bagi
pemain pantomim harus bisa membawa gerakan-gerakan yang mampu meyakinkan
penonton bahwa peristiwa-peristiwa yang diamankan tersebut memang nyata adanya.
Secara umum pantomim
biasanya bersifat humoris, menghibur dan lucu. Atau bahkan bisa dikatakan
sengaja membuat kerak yang distilir atau digayakan secara kelebihan. Perpaduan
unik antara gerak-gerak tubuh dan ekspresi wajah yang mempunyai karakter kuat
membuat pantomim bisa menjadi tontonan yang menarik dan bagus serta bisa
membawa nilai-nilai moral yang baik dalam pertunjukan.
Sunday, 7 January 2018
Sistem tanam paksa atau Cultuurstelsel
Mari kita perhatikan
foto tanaman komoditi ekspor dari wilayah Indonesia di bawah ini. Pada abad ke-19
tanaman-tanaman tersebut memiliki nilai yang sangat berharga dan menjadi
komoditi ekspor yang menguntungkan bagi penjajah. Apalagi Belanda sedang
membutuhkan banyak biaya untuk menghadapi perang di Eropa pada awal abad XX.
Selain itu Belanda juga membutuhkan banyak biaya untuk menghadapi
beberapa perlawanan rakyat Indonesia di berbagai daerah. Sehingga terjadi
ketidakseimbangan keuangan dan menyebabkan Belanda mengalami krisis keuangan
yang cukup parah. Hal ini mendorong pemerintah Belanda untuk meningkatkan
jumlah ekspor agar defisit anggaran bisa teratasi. Oleh karena itu Belanda
mengambil jalan pintas untuk menerapkannya sistem tanam paksa pada masa
Gubernur Jenderal Johannes Van De Bosch Tahun 1830.
Ketentuan-ketentuan
sistem tanam paksa yaitu :
1. Penduduk yang
memiliki tanah diwajibkan menyerahkan seperlima luas tanah tersebut
untuk ditanami tanaman ekspor
2. Lahan yang sedang
ditanami tanaman ekspor tidak dikenakan pajak atau bebas pajak tanah
3. Waktu tanam tanaman
tidak boleh lebih dari rentan waktu menanam padi
4. Jika hasil panen
melebihi dari harga pajak maka sisa hasilnya harus diberikan kembali
kepada penduduk
5. Jika terjadi
kegagalan panen maka menjadi tanggung jawab pemerintah Hindia Belanda
6. Rakyat
bekerja menanam tanaman wajib dibawa pimpinan penguasa pribumi sedangkan
pegawai yang berasal dari kaum Eropa mempunyai tugas memungut, mengangkut dan
mengawasi
7. Sedangkan
penduduk yang tidak mempunyai lahan tanah pertanian mempunyai kewajiban untuk
bekerja selama 66 hari atau seperlima tahun dan mendapatkan gaji.
Sebenarnya
peraturan-peraturan di atas tidak terlalu merugikan rakyat Indonesia,
dalam artian rakyat masih punya kesempatan untuk menanam tanaman lain
untuk bahan pokok, seperti padi dan ketela pohon. Tetapi dalam
prakteknya peraturan-peraturan itu sering dilanggar dan melenceng dari
ketentuan semula.
Berikut Praktek-praktek aturan yang diselewengkan yaitu :
a. Tanah yang
digunakan lebih dari seperlima lahan, bahkan sampai separuh atau hampir
semua tanah yang dimiliki rakyat.
b. Kelebihan hasil
panen tidak pernah dibayarkan oleh pemerintah Belanda
c. waktu kerja wajib
bagi yang tidak mempunyai lahan lebih dari 66 hari tanpa mendapatkan gaji
yang memadai
d. Masih ada
pajak untuk tanah yang ditanami tanaman wajib
Pelanggaran-pelanggaran
terhadap ketentuan tanam paksa ini dilakukan oleh pegawai pemerintah Hindia
Belanda maupun penguasa pribumi Karena untuk mengejar bonus hasil panen yang
dijanjikan oleh pemerintah Hindia Belanda sehingga rakyat menjadi korban
terhadap kebijakan ini. Penderitaan rakyat Saat itu begitu terlihat dari
tingginya angka kelaparan dan kekurangan gizi. Pada periode 1848 sampai 1850
terjadi paceklik yang menyebabkan penduduk Grobogan Jawa Tengah mengalami
Kelaparan sehingga jumlah penduduk yang mula-mula 89.000 orang turun
menjadi 9.000 orang. sedangkan data lain di daerah Demak penduduknya yang
mula-mula 336.000 turun menjadi 120.000 orang, belum lagi jika
dikalkulasi dengan data-data lain di berbagai daerah di Indonesia.
dilihat dari data-data itu bisa di bayangkan betapa mengerikannya sistem
tanam paksa yang menyebabkan penderitaan rakyat Indonesia.
Tanam paksa akhirnya
mendapat banyak kecaman dan kontes baik dari bangsa Indonesia
sendiri maupun dari orang-orang Belanda yang mempunyai simpati melihat
penderitaan rakyat di sekitarnya. orang-orang seperti Baron Van Houvel,
E.F.E Douwes Dekker dan L. Vitalis menentang keras sistem tanam
paksa ini. Pada akhirnya sistem tanam paksa dihentikan tahun 1870 dan
sebagai gantinya dikeluarkan kebijakan baru berupa Undang-Undang Agraria
(Agrarische Wet) yang mengatur tentang penggunaan lahan pertanian di Hindia
Belanda.
Friday, 5 January 2018
Pengaruh sistem sewa tanah pada masa penjajahan Inggris
Jika diperhatikan
gambar Kebun Raya Bogor di bawah ini adalah tempat pusat ilmu pengetahuan
yang menyimpan berbagai jenis koleksi tanaman. Kebun Raya Bogor ini sudah
berdiri sejak abad 19 yang merupakan bukti dari adanya pengaruh bangsa Inggris
di tanah Indonesia.
Bagaimana ceritanya
Inggris bisa menguasai wilayah Indonesia ? sekitar awal Abad
19 terjadi perang yang melibatkan Prancis dengan Belanda. Raja Belanda yang bernama Willem V mengalami kekalahan tetapi berhasil meloloskan diri ke Inggris. Kemudian Willem V Membuat maklumat yang memberikan Perintah untuk pejabat di daerah jajahan
Belanda untuk memberikan wilayahnya kepada Inggris. maklumat ini
ditujukan supaya daerah jajahan Belanda agar tidak dikuasai oleh Perancis.
Ketika Indonesia
dikuasai Inggris, Gubernur Jenderal Lord Minto membagi wilayah Hindia
Belanda menjadi empat gubernement, yang terdiri atas : Maluku, Jawa, Melaka dan Sumatera. Tidak seberapa lama,
kemudian Lord Minto memberikan kekuasaan seluruh wilayah Hindia Belanda
kepada Thomas Stamford Raffles.
Pada masa Gubernur
Jenderal Raffles membuat suatu kebijakan yang dinamakan sewa tanah atau landrent
system. Secara umum kebijakan ini mempunyai aturan sebagai berikut:
a. petani
mempunyai kewajiban menyewa tanah yang digarapnya meskipun tanah tersebut
adalah miliknya
b. harga atau
biaya sewa terhadap tanah tersebut tergantung pada kualitas dan kondisi tanah
c. sistem
pembayaran sewa tanah dilaksanakan secara tunai
d. sedangkan
bagi yang tidak mempunyai tanah dikenakan sistem pajak kepala
Sistem sewa tanah
ini memiliki beberapa kelemahan sehingga sulit diterapkan di wilayah Indonesia
pada saat itu. Hal ini disebabkan karena :
a. rakyat
Indonesia di pedesaan belum mengenal sistem uang
b. adanya
keterbatasan jumlah dan kualitas pegawai
c. adanya
kesulitan dalam menentukan besaran pajak karena tanah yang dimiliki rakyat
karena luasnya tidak sama
d. kesulitan dalam menentukan tingkat kesuburan tanah yang dimiliki
petani
Berlakunya sistem
sewa tanah ini diperuntukkan kepada semua wilayah di pulau Jawa kecuali daerah
Batavia dan parahiangan. hal ini dikarenakan daerah Parahyangan khusus
diwajibkan menanam kopi yang membawa keuntungan besar bagi pemerintah Inggris,
sedangkan Batavia sudah menjadi kota yang tanahnya sebagian besar
dimiliki swasta.
Pelaksanaan sistem
sewa tanah yang dilakukan oleh Gubernur Jendral Raffles didasarkan pada teori
domein, Teori itu menyatakan bahwa tanah milik petani pada dasarnya merupakan
tanah milik raja, maka setelah wilayah Indonesia dikuasai Inggris secara
otomatis tanah tersebut menjadi hak milik dari pemerintah Inggris. Oleh
karena itu petani tidak mempunyai hak milik tanah yang digarapnya, sebagai ganti untuk terus menggarap tanah untuk pertanian maka dia harus
menyewa tanah itu kepada pemerintah Inggris dengan sejumlah Nominal uang
tertentu. Kebijakan Raffles itu terkenal dengan nama landrete Raffles.
Subscribe to:
Posts (Atom)