Monday, 12 March 2018
Jenis Musik Ansambel Tradisional
Alat musik tradisional seperti gamelan sudah tidak asing lagi
bagi kita, popularitasnya sudah mendunia dan telah memunculkan beberapa paduan
aliran musik baru seperti : pop-gamelan, jazz-gamelan, dangdut-gamelan dan
lain-lain. Gamelan telah memunculkan suatu institusi yang bisa memberikan ruang
belajar dan berekspresi yang lebih luas dalam bermusik sehingga bisa
ditampilkan dan dinikmati diseluruh dunia.
Di wilayah Indonesia seperti di Jawa dan Bali alat musik
gamelan yang merupakan jenis bebunyian dan tetabuan yang masih ada dan
berkembang sampai saat ini. Bagi sebagian orang dibeberapa daerah alat-alat
musik tradisional sering dinamakan seni karawitan. Instrumen karawitan
merupakan bentuk alat vokal maupun instrumental yang mempunyai konsep,
karakter, sifat, cara kerja dan aturan tertentu.
Menurut Ki Sindu Suwarno, kata karawitan berasal dari kata
dasar “rawit” yang mempunyai arti “cabe rawit” yang berarti “kecil”, “halus”
dan “indah”. Secara umum karawitan mempunyai pengertian sebagai suatu seni
suara yang memiliki bentuk vokal atau instrumental yang berlaraskan slendro dan
pelog.
Menurut pendapat R.M. Kusumadinata menyampaikan bahwa
pengertian karawitan yaitu suatu pancaran sinar yang indah yang memiliki arti
lebih luas sebagai suatu bentuk seni suara yang memiliki bentuk vokal dan
instrumental yang berlaraskan salendro dan pelog. Tetapi pada era sekarang ini,
istilah karawitan tidak hanya berarti harus berlaraskan pelog dan salendro
saja, tatapi juga mewakili jenis musik lainnya. Sementara jenis musik di
Indonesia sangat beraneka ragam. Sehingga pada saat ini penyebutan istilah
karawitan bisa mencakup seluruh jenis alat musik tradisional yang ada di
wilayah negara Indonesia.
Jadi bisa disimpulkan bahwa karawitan merupakan semua jenis
alat musik tradisional yang ada di Indonesia seperti :
- Gamelan Jawa, Bali dan Sunda
- Tifa dari Maluku dan Papua
- Angklung dari Jawa Barat
- Arumba dari Jawa Barat
- Talembong dari Sumatra Barat
- Kulintang dari Sulawesi Selatan
- Gondang dari Sumatra Utara
- dll.
Saturday, 10 March 2018
Teknik dan Gaya Menyanyi Lagu Daerah
Indonesia sangat kaya dengan
karya lagu-lagu daerah. Lagu-lagu tersebut memakai bahasa Daerah dalam
liriknya. Lagu daerah itu pada umumnya diiringi dengan alat musik tradisional
daerah setempat. Lagu daerah juga diiringi oleh alat musik tradisional yang
lengkap yang dinamakan karawitan.
Pada umumnya karya musik
karawitan dimainkan dalam ansambel gamelan serta pertunjukkan yang lain yang
sifatnya tradisional & anominus. Sehingga untuk menentukan umur dari sebuah
komposisi karawitan sangat sulit dilakukan. Para seniman karawitan mempunyai
kebiasaan untuk menambah dan mengurangi
komposisi karawitan yang dimainkannya. Komposisi dari suatu karya karawitan berkembang
dengan perbedaan-perbedaan disetiap daerah dengan daerah lainnya sepanjang
waktu sehingga melahirkan gaya berbeda-beda. Gaya musikal yaitu : karakteristik
yang khas yang berasal dari beberapa kondisi.
a. Gaya lokal yaitu ciri khas
metode menyanyikan suatu karya lagu daerah
yang memiliki perbedaan dari daerah lainnya. Dalam era globalisasi
seperti saat ini disebut entitas lokal genius.
b. Gaya Individual yaitu tipologi
ciri khas dari seseorang atau tokoh yang menciptakan lagu daerah yang memiliki
perbedaan dengan pencipta yang lainnya.
c. Gaya periodikal yaitu yaitu :
tipologi ciri khas dari suatu era atau zaman tertentu yang menghasilkan gaya
dalam bermusik yang tertentu pula. Misalnya dalam karya musik Betawi dalam
gambang kromong lagu sayur, dengan lagu phobin atau pada keroncong tugu bisa
terlihat antara kerocong asli, langgam & stambul.
Dalam suatu pertunjukan lagu
daerah pada umumnya dibawakan seorang penyanyi. Dalam musik tradisional Jawa,
Bali dan Sunda biasanya disebut sinden. Sedangkan di provinsi Sumatera Utara
disebut Perkolong-kolong dan di Kalimantan disebut Madihin yang menyanyikan
beberapa bait pantun dengan iringan tabuhan gendang. Setiap wilayah di
Indonesia memiliki sebutan sendiri-sendiri dalam menamakan penyanyi yang
menyanyikan lagu daerah dengan musik tradisional.
Menyanyi unisono
Dalam menyanyi lagu daerah Yang
dilaksanakan seorang diri dan juga dilakukan secara berkelompok. misalnya
seorang madihin yang melantunkan patung sejarah bernyanyi seorang diri
sekaligus dia memainkan alat musiknya.
Seorang sinden dapat menyanyi sendiri dan dapat pula berkelompok dengan sinden
lainnya. Biasanya beberapa sinden menyanyi dalam satu suara atau dinamakan
menyanyi secara unisodo. Menyanyi dalam unisodo ini sangat membutuhkan
kerjasama yang baik dari setiap penyanyi, karena jika ada satu yang berbeda
suaranya maka akan terdengar tidak bagus menyanyinya.
Subscribe to:
Posts (Atom)