Thursday 19 July 2018
Kampung Pancasila
Kerukunan yang terjalin di Desa Balun sudah terbina sejak lama dan
tetap lestari sampai saat ini. Sejak tahun 1990-an, Desa Balun sudah terkenal
dengan nama Kampung Pancasila, seperti yang dijelaskan oleh Kepala Desa
Sudarjo.
Luas Desa Balun mencapai kurang lebih 621 hektar dengan jumlah kepala
keluarga mencapai 1.234 keluarga dan seluruh penduduknya mencapai 4.730 jiwa.
Berdasarkan data sampai hari ini, jumlah penduduk yang beragama Islam mencapai
3.780 jiwa, sedangkan Kristen mencapai 688 jiwa dan beragama Hindu mencapai 282
jiwa. Meskipun ada perbedaan agama tetapi penduduk Desa Balun bisa berbaur
dalam keadaan damai dan aman.
Di Desa Balun terdapat tiga tempat ibadah yang saling berdampingan,
bisa diamati di sebelah barat lapangan desa berdiri Masjid Miftahul Huda dengan
gaya arsitektur dari timur tengah dengan cat berwarna kuning dan hijau. Tidak
jauh dari selatan masjid terdapat bangunan Pura Sweta Maha Suci. Pura tersebut
mempunyai arsitektur khas Bali. Sedangkan jarak 70 m ke timur terdapat bangunan
Gereja Kristen Jawi Wetan. Meskipun rumah ibadah yang saling berdekatan tetapi
masyarakat bisa hidup dengan damai dan saling menghargai satu dengan lainnya.
Pada hari-hari besar keagamaan dan hari besar nasional, setiap warga
saling mendukung dan membantu terlaksananya kegiatan tersebut agar bisa
berjalan dengan baik. Ketika bulan Ramadhan, umat Islam melakukan tadarus
membaca Al Quran yang menggunakan pengeras suara di masjid sampai jam 22.00,
hal ini dilakukan agar tidak mengganggu tetangga dan umat lain. Begitu juga
umat Hindu yang melakukan sembahyang setiap jam 19.00, selama bulan Ramadhan
diubah menjadi sebelum maghrib. Dan bila sudah sampai hari raya Idul Fitri pada
pelaksanaan Sholat Ied maka umat dari agama lain ikut membantu menjaga keamanan
dan mengatur parkir. Ketika hari raya Natal maka umat Islam dan umat Hindu juga
ikut menjaga keamanan dan ketenangan. Dan ketika hari Raya Nyepi maka umat
Islam dan umat Kristen juga tidak menjaga ketenangan dan hanya keluar rumah
jika ada keperluan saja.
Setiap warga di desa Balun bisa menikmati keindahan kebersamaan dan
merasakan kenyamanan hidup bersama dalam suasana yang saling menghargai dan
rukun. Sebagai bukti kebersamaan itu dideklarasikan dalam bentuk kesepakatan
bersama pada tanggal 17 Juni 1998. Tujuan dari kesepakatan itu supaya semua
warga desa bisa menjaga kerukunan antar umat beragama.
Setelah menbaca, jawab pertanyaan berikut :
1. Apa latar belakang terbentuknya Kampung Pancasila ?
- Adanya beberapa umat beragama yang hidup berdampingan dalam satu
wilayah
- Adanya keinginan untuk membina kerukunan dan kedamaian antar umat
beragama
2. Apa tujuan dari dibentuknya kampung Pancasila ?
- Menciptakan kerukunan antar umat beragama
- Menciptakan lingkungan desa yang aman, damai dan rukun
- Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran warga desa
3. Siapa saja yang dilibatkan untuk membentuk kampung Pancasila ?
Semua semua warga desa dan Kepala Desa
4. Upaya apa dilaksanakan oleh warga kampung Pancasila agar tercipta
harmoni di Kampung Pancasila ?
- Saling membantu dan mendukung untuk merayakan hari besar Nasional
- Saling menjaga keamanan dan ketertiban ketika perayaan hari raya
keagamaan, Misalnya : ketika pelaksanaan Sholat Ied maka umat Hindu dan Kristen
ikut membantu, ketika hari raya Natal maka umat Islam dan Hindu ikut membantu,
dan ketika hari raya Nyepi maka umat Islam dan Kristen yang membantu.
- Saling bergotong royong membangun desa
- Membuat deklarasi kesepakatan antar umat beragama.
5. Bagaimana upaya yang bisa anda laksanakan agar bisa mencontoh
pembentukan kampung Pancasila ?
- Membangun kebersamaan dan kerukunan di desa
- melakukan musyawarah dan pertemuan antar umat beragama untuk membuat
kesepakatan atau perjanjian bersama tentang kampung Pancasila
- Melibatkan pejabat-pejabat terkait untuk melakukan pembinaan kepada
warga agar mengerti dan paham tentang penting pembentukan kampung Pancasila
- Mendeklarasikan pembentukan kampung Pancasila dengan dihadiri
seluruh warga dan jika perlu dihadiri oleh pejabat-pejabat yeng berwenang
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Ok terimakasih
ReplyDelete